Usaha Budidaya Pohon Sengon dan Investasi Sengon

Pada awalnya sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas di kebun-kebun rakyat yang penanamannya belum memperhatikan kaidah-kaidah pembudidayaan tanaman. Saat itu masyarakat mengenal sengon taklebih dari sekedar pohon yang kayunya dapat dijadikan kayu bakar, daunnya untuk pakan ternak, dan pohonnya dapat dijadikan peneduh di perkebunan-perkebunan the, kopi atau vanili. Dengan adanya perkembangan dalam bidang perkayuan yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu, saat ini sengon merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk dikembangkan.


Dalam skala industri, pemilihan sengon sebagai salah satu jenis pohon yang diproritaskan untuk pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) merupakan suatu pilihan yang tepat. Sengon dapat dipanen pada umur  yang relatif singkat yaitu 5-7 tahun setelah tanam sehingga sangat menguntungkan untuk diusahakan dalam skala besar seperti pengusahaan HTI. Dengan masa pengusahaan 35 tahun ditambah satu kali masa rotasi, pengusahaan HTI sengon akan bisa menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pulp dan kertas. Sengon sendiri akan menjadi bahan baku pulp yang sangat kompetitif dibandingkan dengan jenis pohon lainnya. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menanam sengon antara lain sebagai berikut :

1. Masa tebang relatif pendek.
2. Pengelolaan relatif mudah.
3. Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit.
4. Kayunya serba guna.
5. Permintaan pasar terus meningkat.
6. Membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.

Dengan masa tebang yang relatif pendek, pada tahun keenam pengusahaan HTI sudah dapat menangguk bahan baku berupa kayu sengon untuk keperluan industri terkait. Dengan demikian, di samping dapat menghemat waktu, pengusahaan sengon juga dapat menghemat biaya dan tenaga. Biaya pembangunan akan lebih ringan pada jenis pohon yang tumbuh cepat atau berotasi pendek seperti sengon ini. Hal ini disebabkan adanya cash flow masuk dari hasil penebangan yang segera dapat mengurangi biaya yang telah dikeluarkan. Dengan melihat beberapa kelebihan sengon dibandingkan jenis pohon lainnya maka pengusahaan hutan tanaman industri sengon merupakan suatu pilihan yang sangat rasional.

1.      Persiapan lokasi kegiatan pembibitan
Mencari daerah yang sesuai untuk penanaman sengon tidak sulit selagi petani memiliki tanah kosong yang cukup luas dengan kesuburan tanah yang memadai maka sengon mulai tumbuh di tempat tersebut. Apalagi lokasinya berdekatan dengan daerah budi daya, maka kegiatan pembibitan akan baik asalkan ketersediaan airnya terpenuhi tanaman sengon akan tumbuh dengan baik.
Persiapan pembangunan bendengan/tempat pembibitan
Dalam kegiatan pembibitan skala kecil maka diperlukan sebuah bendeng tabur, yang dimana bendeng ini dapat dibuat seperti ruangan berukuran 3,5x4 m dengan dinding kawat pagar dan atap plastik putih bergelombang. Bendeng tabur dengan ukuran tersebut dapat diisi dengan meja tabur berukuran 3x1 m sebanyak 2 buah. Dengan menggunakan baki kecambah berukuran 27x35 cm, satu meja dapat diisi 31 baki kecambah. Dalam pembangunan bendeng tabur yang penting diperhatikan adalah ketersediaan air, suhu, oksigen, dan cahaya dalam jumlah yang cukup untuk perkecambahan.                        
2.      Persiapan Benih
Untuk mendapatkan benih sengon yang berkualitas sebaiknya para peminat membeli benih yang bersertifikat. Benih bersertifikat sudah melalui tahap pengujian, baik mengenai kadar air, kematangan fisiologis, maupun daya kecambahnya. Namun, apabila persediaan benih sengon habis maka para peminat dapat mengunduh benih sengon sendiri dari pohon-pohon sengon yang telah tua. Pohon sengon umur 8,5 tahun merupakan pohon yang ideal diambil benihnya. Syarat benih sengon yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Kulit benih berwarna cokelat tua
2.      Ukuran benih maksimum
3.      Tenggelam dalam air ketika benih direndam
4.      Bentuk benih masih utuh
Benih dengan ciri-ciri tersebut apabila diperoleh dari pohon sengon yang unggul akan menghasilkan pohon-pohon sengon yang unggul pula.
3.      Penyemaian benih
            Setelah melalui tahap perlakuan persiapan benih, benih telah siap disemaikan. Pelaksanaan penyamaian dilakukan segera setelah perlakuan persiapan benih dilakukan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkandalam penyemaian ini adalah sebagai berikut:
1.      Baki kecambah yang bagian bawahnya di lubangi agar drainase lancer
2.      Bandeng tabor yang ukurannya disesuaikan kebutuhan
3.      Media semai berupa pasir sungai yang sebelumnya disterilisasi lebih dahulu
4.      Sprayer untuk menyiram  persemaian
5.      Perlengkapan penggorengan media semai
Penyemaian benih dilakukan pada baki kecambah yang diletakkan di atas meja dalam bendeng tabur. Benih ditabur dalam larikan dengan jarak tabur 2x1 cm di atas media semai yang telah dimasukkan ke dalam baki kecambah.
            Media semai sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menggorengnya sampai panas dan benar-benar kering. Untuk penggorengan media semai dapat digunakan drum bekas yang telah dicuci terlebih dahulu.sampai bersih dan dibelah menjadi dua bagian. Drum yang telah dibelah diletakkan di atas tungku api, kemudian pasir sungai dituangkan ke dalam drum selama 2 jam sampai pasir benar-benar kering. Setelah didinginkan kembali, media dituangkan ke dalam baki kecambah yang telah dipersiapkan. Sebelum ditaburi benih media semai disiram terlebih dahulu dengan air bersih menggunakan sprayer sehingga mencapai kapasitas lapang dan seluruh bagian media semai terbasahi.
4.      Penyapihan bibit
Penyapihan merupakan kegiatan pemindaan semai yang sehat pada ukuran dan umur tertentu dari bedeng tabur ke dalam pot berupa polibag atau pot trays. Pot trays adalah kotak tempat menumbuhkan bibit-bibit yang berupa gabungan beberapa pot kecil dengan ukuran yang bervariasi. Penggunaan pot trays untuk pertumbuhan bibit dianjurkan karena penggunaanya cukup praktis. Media yang digunakan untuk pertumbuhan bibit dapat berupa top soil (lapisan permukaan tanah). Kompos serbuk kayu, dan media yang terbuat dari serbuk serabut kelapa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan  dalam tahap penyapihan adalah:
1.      Kesehatan bibit siap sapih
2.      Kebersihan atau kesterilan alat
3.      Tenaga kerja yang terampil
4.      Ketersediaan air bersih
5.      Waktu penyapihan bibit yang tepat.
Setelah penyapihan, bibit dapat dipindahkan ke dalam polibag ukuran 10x15 cm. selanjutnya bibit bersama polibag dibawa ke bendeng sapih.
5. Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, penyulaman, dan pemberantasan hama/penyakit.
-       Penyiraman
            Penyiraman akan mempengaruhi bibit dalam beberapa hal diantaranya adalah:
1.      Mengurangi stress semai yang baru disapih akibat transpirasi selama akar semai belum berfungsi normal menyerap air.
2.      Penyiraman yang optimum memberikan pertumbuhan yanmg optimum memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai/bibit
3.      Penyiraman yang berlebihan akan menyebabkan media kekurangan udara dan pertumbuhan tanaman terganggu.
4.      Peyiraman yang terlalu sedikit menyebebkan bibit kekurangan air dan hara akibatnya menimbulkan kelayuan dan terhambatnya pertumbuhan semai.
Untuk itu diusahakan agar kualitas penyiraman senantiasa optimal.
-       Pemupukan
Dengan menggunakan media perakaran yang berbeda maka perlakakuan pemupukan yang diberikan juga berbeda. Jika medianya serbuk sabut kelapa, pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk osmocote atau pupuk lambat urai seperti TSP, FMB, DSP, dan ESP yang dilakukan saat media belum dimasukkan ke dalam polibag atau pot trays.
Untuk memicu pertumbuhan bibit sengon selain diberikan pupuk lambat urai perlu juga dilakukan pemberian pupuk NPK. Hal ini berlaku pula pada  penggunaan top soil sebagai media tumbuh tanaman.
-       Penyulaman
Penyulaman akan dilakukan untuk menggantikan bibit yang mati sebagai akibat penyapihan dan akibat lainnya. Penyulaman akan dilakukan secepat mungkin ketika diketahui bibit mati. Hal ini bertujuan agar bibit hasil penyulaman pertumbuhannya tidak tertinggal jauh. Pada kegiatan penyulaman dimungkini dengan adanya penyediaan cadangan bibit sebanyak 20% dari perhitungan kebutuhan bibit yang diperlukan.
-       Ciri bibit yang baik
Bibit sengon yang baik ditandai dengan pertumbuhan yang normal serta bebas dari hama dan penyakit baik yang menyerang akar, batang, atau daun. Bibit sengon yang baik pertumbuhannya saat berumur 3 bulan dan dapat mencapai tinggi 36 cm, diameter batang 5 mm, diameter tajuk rata-rata 26 cm, dan persentase hidup 98%.
6.  Pemasaran
            Kegiatan pembibitan ini dilakukan setelah memperoleh kesepakatan antara pembibit dengan para pembudidaya dan petani yang mempunyai lahan untuk menanam sengon. Petani tersebut akan menyetorkan dana sebesar 30% dari biaya pembibitan yang telah disepakati bersama, dan sisanya akan dilunasi ketika barang sudah diantar ke lapangan.
            Dalam hal ini pemasaran jasa yang kami tawarkan akan disebarkan melalui rekanan (mitra kerja) dan disebarkan dengan jalur internet. Pengelola juga akan membuat antisipasi jikalau nantinya tidak mampu memproduksi bibit dengan kapasitas yang telah ditentukan, yaitu mengambil/membeli bibit dari beberapa rekanan untuk dapat mencapai target produksi.





GAMBARAN KEUNTUNGAN BERTANAM SENGON
Apabila menginginkan bisnis sengon yang waktunya lebih singkat maka dapat mencoba usaha pembibitan sengon. Mengingat permintaan kayu sengon yang terus meningkat tampaknya bisnis pembibitan ini merupakan bisnis yang cukup menguntungkan. Berikut ini adalah analisis usaha dengan kapasitas 10 kg benih/tahun dalam periode waktu 1 tahun.

ANALISIS PEMBIBITAN TANAMAN SENGON

I
Modal Dasar

1.
Sewa tanah 0,5 Ha (untuk satu tahun)
Rp  1.750.000,00
2.
Sarana bangunan pembibitan:


-       Sarlon 100 m2, (@ Rp 15.000,00)
Rp  1.500.000,00

-       Kayu tiang dan papan 25 m3, (@ Rp 40.000,00)
Rp  1.000.000,00

-       Seng plastik bergelombang 20 lbr, (@ Rp 45.000,00)
Rp     900.000,00

-       Kawat ram 50 m2, (@ Rp 2.500,00)
Rp     125.000,00
3.
Peralatan:


-       Sprayer 5 buah
Rp     100.000,00

-       Sekop 3 buah
Rp       75.000,00

-       Gerobak dorong 3 buah
Rp     180.000,00

-       Gembor 3 buah
Rp       60.000,00

-       Drum 4 buah
Rp     120.000,00

-       Selang plastik 100m
Rp     180.000,00

-       Cangkul 3 buah
Rp       75.000,00

-       Ember 3 buah
Rp       45.000,00

-       Bak kecambah 300 buah
Rp  1.850.000,00

-       Panci/cerek 2 buah
Rp       40.000,00

-       Kompor 2 buah
Rp     100.000,00

Subtotal  I
Rp  8.100.000,00


II
Modal lanjutan

1.
Bahan:


-       Benih sengon 5 kg, (@Rp 22.500,00)
Rp     112.500,00

-       Pupuk NPK 150 kg
Rp     675.000,00

-       Pupuk kandang 10 kubik
Rp     250.000,00

-       Gandasil D 6 kg
Rp      175.000,00
2.
Pestisida


-       Furadan 3G
Rp      40.000,00

-       Dithane 45
Rp      84.000,00
3.
Formalin 90%, 1 liter
Rp       28.500,00
4.
Kantong polybag 290.000 buah
Rp  2.130.000,00
5.
Minyak tanah 50 liter
Rp       20.000,00

Subtotal II
Rp  3.515.000,00

III
Tenaga kerja

1.
Pembuatan Shade house, bendeng tabor, gudang, dan bendeng pencampuran media, 50 HOK
Rp     2.250.000,00
2.
Pembuatan pagar pembibitan , 10 HOK
Rp     450.000,00
3.
Pengumpulan dan pengolaan media, 15 HOK
Rp     675.000,00
4.
Pengisian ke polibag, 40 HOK
Rp     1.800.000,00
5.
Penaburan benih, 6 HOK
Rp     270.000,00
6.
Penyiraman, 200 HOK
Rp     1.000.000,00
7.
Penyapihan, 25 HOK
Rp       125.000,00
8.
Pemupukan, 60 HOK
Rp     375.000,00
9.
Pengendalian hama penyakit
Rp     200.000,00
10.
Penjaga pembibitan
Rp     550.000,00
11.
Gaji pimpinan
Rp  1.500.000,00

Subtotal III
Rp  9.195.000,00

IV
Lain-lain

1.
Transportasi
Rp      350.000,00
2.
Administrasi
Rp      150.000,00

Subtotal IV
Rp      500.000,00

V. Keuntungan
            Besarnya pendapatan dihitung berdasarkan pada jumlah bibit yang tersedia dikalikan dengan harga jual bibit @ Rp 450,00. Jumlah bibit tersedia dapat dihitung sebagai berikut.
Jumlah benih               = 5 kg, @40.000 benih = 200.000 benih
Daya kecambah           = 80% = 160.000 semai
Persen kematian          = 15% =   24.000 bibit
Bibit tersedia               = 160.000 – 24.000
                                    = 136.000 bibit
Pendapatan                 = Rp 61.200.000,00

Keuntungan                = Pendapatan – Biaya (subtotal I + II + III + IV)
                                    = Rp 61.200.000,00 – 21.310.000,00
                                    = Rp 39.890.000,00 (total setahun)

                                    = Rp 3.324166,67 (per bulan)

KAMI JUGA SELAKU DESA PARAKAN SALAM MENYEDIAKAN LAHAN UNTUK PENANAMAN BIBIT SENGON 
LAHAN SISTEM SEWA : 
1. 1 HEKTAR PER 5 TAHUN 
     Rp. 8.000.000,- (Keamanan Tanggung Jawab Kami)
2. 1 HEKTAR PER 10 TAHUN 
    Rp. 15.000.000,- (Keamanan Tanggung Jawab Kami)

Silahkan Kirim Email Jika Membutuhkan lahan Untuk Penanaman Sengon ke parakansalam.desa@gmail.com 

FORMAT EMAIL : 
Nama : 
Alamat : 
Telp : 
Email : 
Lahan yang Dibutuhkan : 

STOK TANAH 50H jika sudah terkumpul sebayak 50 H Penyewa kami akan segera menghubungi saudara.

Tolong Bagikan Artikel ini

Berlangganan via email

Related Posts

Previous
Next Post »